Jadikan daku seperti dirinya Ya Allah! : Tribute to Allahyarhamah Ibunda Yoyoh Yusrah
Saat semangat hampir tiris mengenangkan kelelahan menguruskan keluarga, bergelumang dengan buku-buku dan jurnal akademik, bergulat dengan tugasan di sekolah dan program-program dakwah, teringat kehebatan seorang ukhtie ini..yang tidak pernah surut semangat dan penghayatannya...sayangnya, dia
sudah kembali mengadap Kekasihnya yang abadi...dijemput Allah pulang dalam perjalanan hendak menghadiri konvokesyen anaknya...dibandingkan dengan diriku yang kerdil, aku terlalu kecil Ya Allah...
Anak-anakku cuma 3 orang, sedangkan ukhtie ini melahirkan 13 orang jundullah yang hebat...seorang ibu yang tidak pernah punyai pembantu, seorang isteri yang tabah dan sentiasa optimis dengan kerja dakwah..di medan masyarakat beliau adalah anggota dewan parlimen mewakili parti PKS..pernahkah beliau mengeluh? tak pernah sama sekali...malah ukhtie ini merasakan dirinya terlalu kerdil dibandingkan dengan wanita2 Palestine yang mampu melahirkan dan membesarkan lebih ramai anak2 pewaris perjuangan walaupun dalam keadaan negara sedang bergolak..ukhtie ini hafal sehingga 20 juzuk Quran, tetapi masih terasa diri jauh terkebelakang daripada wanita2 Palestin yang rata-ratanya adalah hafidzah 30 juzuk Quran...
Di saat diri kelelahan melayan keletah anak-anak
yang sedang membesar, diri disapa semangat ketika mengingatkan pesanan ukhtie ini bahawa kita sebenarnya sedang berhadapan dengan pewaris perjuangan dakwah...bersabarlah..bersabarlah...malah, tanggapan optimis ukhtie ini terhadap perkahwinan dalam dakwah membuatkan diri menepis tanggapan negatif yang menyalahkan perkahwinan pada awal usia...katanya,
"Berbicara mengenai visi pernikahan, visi pernikahan itu adalah visi da'wah. Sehingga apabila visi pernikahan telah menjadi visi da'wah, apapun masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga kita, masalah itu tidaklah terlalu besar bila dibandingkan dengan masalah umat. Maka keluarga itu tidak akan memperumit masalah-masalah kecil.”
“Bagaimana dengan menunda pernikahan?”
“Ternyata apabila menunda pernikahan, maka akan menunda kelahiran dan kebangkitan umat, menunda pernikahan akan menghambat pertumbuhan atau penambahan umat-umat yang berkualitas.
Bukankah Rasul senang dengan umat yang banyak dan berkualitas. Dan bukankah kita rindu dengan lahirnya kembali kepemimpinan Islam dan Islam menjadi soko guru seluruh alam ?”
UKhtie ini juga sering mengingatkan para wanita supaya menjaga pemakanan kerana katanya,
"Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan generasi yang terbaik. Jadi, makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib”
Siapa kata kelelahan menguruskan anak-anak kecil menghalang diri daripada bangun beribadah pada malam hari? Jika anak kecil sering menangis kerana takut ditinggalkan ibu yang bangun bertahajjud? Apa kata ukhtie ini?
“Insya Allah masih bisa ukhti…Yang namanya bayi, ya tugasnya memang nangis. Malah kita khawatir kalau dia tidak bisa menangis tapi anteng terus. Nah,
anti bisa siapkan bayi dulu dengan memmbersihkan dari najis, terus dipasang pampers, lalu menyempatkan diri wudhu sebentar. Saatnya sholat, gelarlah kasur kecil di samping sajadah kita dan taruh bayi di situ. Kalau dia menangis, jangan panik dulu, tetap teruskan sholat. Tapi kalau terlihat tanda-tanda nangisnya tak mau berhenti, gendonglah dia sambil sholat. Insya Allah dalam dekapan si ibu, dia akan tenang kembali. Sekaligus ini memberikan tarbiyah ruhaniyah padanya, sejak kecil sudah merasakan dan menyaksikan ibunya selalu bangun untuk sholat lail di sepertiga malam”. Masya Allah! Luar biasa sekali!
Aku berazam mencontohinya ya Allah..bangun bertahajjud untuk setiap anak-anakku..dan kurniakan dirinya pahala jariah ini...kerana dia menjadi sumber inspirasiku...
Beberapa hari sebelum dijemput pulang menghadap Ilahi, ukhtie ini mengirimkan sms berikut terhadap temannya:
“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubra yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafshah yang dibela Allah saat akan dicerai karena shawwamah (rajin puasa) dan qawwahmahnya (rajin sholat malam)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shabirah (penyabar). Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah? Tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di Taman Firdaus-Mu”.
Sungguh dia sudah terasa ajalnya hampir tiba...
Mulianya dia ya Allah...ganjari dia dengan segala rahmat antara rahmat atas segala kebajikan yang pernah
disumbangkannya...hari ini kita kehilangan seorang Ukhtie bernama Yoyoh Yusrah...semoga pada masa akan datang, kita mampu lahirkan ribuan akhwat sepertinya sebagai penerus perjuangan dakwah...akan merindui setiap langkah perjalanannya...
Al-Fatihah (Ibunda Yoyoh kembali ke Rahmatullah pada 21 Mei 2011 yang lalu kerana terlibat dalam satu kemalangan)
No comments:
Post a Comment