“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubra yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafshah yang dibela Allah saat akan dicerai karena shawwamah (rajin puasa) dan qawwahmahnya (rajin sholat malam)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shabirah (penyabar). Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah? Tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di Taman Firdaus-Mu”. (ukhti yoyoh, 2011)
Sungguh teruja dengan semangat dan fikrah ukhti ini... (untuk mengetahui lebih lanjut ttg beliau, baca post yg seterusnya eh). kadang-kadang ajal dan maut itu, tidak akan datang mengundang dengan karpet merah. Ada sesetengah dari kita yang seorang yg kuat beribadah tetapi di saat malaikat maut datang mengambil nyawa,kita melakukan maksiat dengan hati yg kotor, ada juga sesetengah yg sering melakukan maksiat, tetapi di saat malaikat maut menjemput, dia sujud bertaubat kerana merasa hina akan segala dosa dan maksiat yg dilakukan. Ada juga golongan yang ke tiga di mana disetiap perjalanan hidupnya, dia istiqamah dalam melakukan ibadah, istiqamah dalam melakukan kebaika, dan sentiasa ikhlas dalam setiap amanannya...
Lihat juga pada statement ukhti ini, sebagai seorang wanita, dia melaksanakan sunnah yg diajarkan oleh Rasulullah saw, tetapi, dia juga mengambil contoh teladan dari segi praktikalnya dari para sahabiyyah, seperti, Siti Khadijah, Hafsa Umar, Aisyah Abu Bakar, Ummu Sulaim dan Asma. Apa kelebihan para sahabiyyah ini? Mesti terdapat kisah yang tersirat di sebalik sahabiyyah-sahabiyyah yang dikasihi Allah swt ini. InsyaAllah, jik ada kelapangan yang diberikan oleh Allah swt, akan ana ceritakan ye... =)
Kita pula ingin jadi seperti siapa?
No comments:
Post a Comment