[warning] this post is super long... please be patient and take your time to read it ^.^, May Allah bless us all ^.^,
عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
Yang bermaksud: Dari Tamim ad-dari bahwa Nabi SAW bersabda:” ad-Din adalah nasihat”. Kami berkata untuk siapa? Rasul menjawab:” Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, untuk pemimpin Islam dan umatnya” (HR Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai’i)
Hadith ini terdapat dalam himpunan 4- hadith Imam An-Nawawi. Maka, ia adalah hadith dari pokok-pokok Islam yang penting.
Beberapa ulama' berkata:
Al-Hafizh Abu Nu'aim: "Hadith ini merangkumi masalah yang besar"
Muhammad bin Aslam Ath-Thusi: "Hadith ini merupakan satu per empat bahagian dari agama"
Ibnu Rajab: "Fiqih berputar pada lima hadith... diantaranya hadith nasihat ini"
Mujhidin bin Al-Arabi: "Tidak ada kesempurnaan akhlak yang lebih terliti, dan agung melebihi nasihat"
Allah swt juga berfirman:
“Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(Surah At-Taubah 91)
Rasulullah saw bersabda:
”Sesungguhnya ridha untukmu tiga hal, dan juga benci bagimu tiga hal: Ridha untukmu jika menyembahnya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu, berpegang teguh pada tali Allah dan tidak berselisih, dan saling nasihat menasihati terhadap orang yang Allah beri kedudukan memerintah urusanmu. Dan Allah membenci, ungkapan katanya, banyak tanya dan menyia-nyiakan harta”
(HR Muslim).
Dari Jarir berkata:” saya membai’at Rasulullah SAW untuk menegakkan shalat, membayar zakat dan memberi nasihat pada setiap muslim.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Malahan, memberi nasihat merupakan amalan para Nabi.
Nabi Nuh:
"Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”. “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”
(Surah Al-A’raaf 61-62).
Nabi Hud pula:
“Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu”
(Surah Al-A’raaf 67- 68).
Nabi Salleh pula bagaimana?:
Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat”
(Surah Al-A’raaf 79).
Tidak kurang juga Nabi Syu'aib:
Maka Syu`aib meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?”
(Surah Al-A’raaf 93).
Jadi, apa significant nya kepada kita?
Begini, kita lihat dengan lebih mendalam lagi perihal ini.
Nasihat, uish, perkataan yang sering kali difahami sebagai perbuatan yang selalu dibuat oleh orang-orang yang baik jeee... tut tut tut (baca sambil menggelengkan kepala, tutup mata dan mulut muncung ke hadapan).
Nasihat ini, datangnya dari perkataan "nash" (bukan penyanyi tu, tapi bunyi lebih kurang ^.^), yang bererti halus, bersih dan murni. Yang antonimnya adalah: curah atau kotor. Jadi, jika dikatakan nasihat, ia bererti, ucapan yang dikeluarkan itu, harus jauh dari kecurangan atau pembohongan dan juga motivasi kotor. Dalam kata panjangnya, nasihat merupakan ungkapan-ungkapan kehendak untuk melakukan kebaikan kepada objek atau orang yang diberi nasihat itu.
Ibnu Shalah berkata: "Nasihat adalah kata-kata yang merangkumi perbuatan seseorang yang memberi nasihat kepada orang yang diberi nasihat dalam bentuk iradah dan perbuatan"
Ia juga disamakan seperti "al-rijalu nashaha tsaub"... (mak aih, arab lagi ^.^), yang bermaksud seorang lelaki yang menjahit bajunya/kainnya. Maka, orang yang memberi nasihat ini, adalah seolah-olah seperti orang-orang yang menjahid lubang-lubang yang terdapat pada bajunya yang koyak atau lopong. Kiranya, dia melakukan sesuatu yang baik pada kainnya, dan supaya dia juga bisa memakainya dengan baik dan sempurna.
Dalam hadith ini, terdapat beberapa bahagian nasihat ini diberi dan ditujukan.
1) Nasihat kepada Allah
Ini tidak bermakna nasihat tersebut diberikan kepada Allah swt, tetapi, ia beerti:
- Mentauhidkan Allah dengan sifat Kamal dan Jalal
- Menyucikan Allah swt dari segala kemusyrikan
- Iklas kepada Allah swt dalam beramal
- Menjauhi kemaksiatan
- Mentaati dan mencitaiNya
- berjihad terhadap orang-orang yang mengingkariNya
2) Nasihat kepada Rasulullah saw
Seperti nasihat kepada Allah, dalam hal nasihat kepada Rasul, ialah:
- Mengimani Rasulullah saw dan semua yang disampaikannya
- Mencintai, menghormati dan menghidupkan sunnahnya
- menyebarkan ilmunya
- mencintai orang yang mencintainya
- membenci dan memerangi orang yang membenci dan memeranginya
- mencontohi akhlaqnya
- mengikuti adabnya
- mencintai keluarga dan sahabatnya
3) Nasihat kepada pemimpin umat islam
Bermakna:
- membantunya dalam kebenaran dan mentaatinya
- mengingatkan dan menyadarkan jika lalai dan salah dengan penuh kelembutan dan penghormatan
- mendoakan untuk kebaikan pemimpin-pemimpin umat islam
4) Nasihat kepada umat islam adalah dengan:
- mengaharkan mereka kepada islam dan membimbingnya
- menututpu aib umat islam
- mencintai mereka sebagaimana mencintai dirinya
- membenci bagi mereka apa yang dibenci bagi dirinya dari keburukan
- mendoakan untuk mereka di dunia dan akhirat
- menyingkarkan sesuatu yang membahayakan umat islam
- mengutamakan yang fakir
- mengajari yang belum mengetahui tentang islam
- menyedarkan kesalahannya dengan penuh kelembutan
- menolong mereka dalam kebaikan dan takwa
Jika melihat makna dan ruang lingkut nasihat maka semua orang amat memerlukan nasihat, baik menerima nasihat atu memberi nasihat. Kerana nasihat adalah perbuatan penyedaran atas kelalaian manusa dan penyempurnaat terhadap kekurangan-kekurangannya. Dan orang yang menolak nasihat dan marah apabila dinasihati, mereka adalah orang-orang yang tidak menginginkan kebaikan, tidak ingin maju, tertipu dan sombong. Dan salah satu bentuk nasihat yang harus diutamakan adalah memberi nasihat kepada orang yang memintanya.
Rasulullah saw bersabda:
" Jika salah seorang saudaramu meminta nasihat, maka, berilah nasihat dan mudahkanlah dalam memberi" (Hadith Riwayat Bukhari)
Nasihat adalah prinsip dasar dalam kehidupan umat islam, kerana kehidupan umat ini dibangunkan di atas dasar ukhuwwah islamiyyah dan tolong menolong antara satu sama lain. Maka nasihat adalah bentuk yang konkrit yang terhasil dari ukhuwwah dan sifat tolong menolong. Walaupun begitu, nasihat harus dilakukkan dengan penuh ikhlas, sesuai dengan makna nasihat tu. Malahan jika inginkan nasihat tersebut sampai kepada sasaran, ia harus disampaikan dengan cara yang terbaik, iaitu harus ada kelembutan dan kecintaan. Jika nasihat tersebut melibatkan keaiban diri yang akan menerima, maka penyampaiannya harus secara rahsia.
why? why? and why?!
bukan mudah ingin memberi nasihat. malah majoriti dari kita merasakan ianya sesuatu yang ingin dielakkan! "kalau aku duduk bawah tempurung lagi bagus", atau "a..la.. bia lah. dia mesti dah tau apa hukumnya, dan apa yang terbaik untuk dirinya. takkan lah tak tau. pfft" atau "ish..nk ckp ke tak eh.. ish.. nnt kalau dia terasa cam ne? ish...tp nnt kalau akau ditanya dengan Allah, aku nk jawab ape? ish..ish..ish..." adalah beberapa dilemma dan pemikiran yang sering bermain di minda kita betul tak?
Sebenarnya, nasihat merupakan aktiviti para nabi, seperti yang telah dinyatakan di ayat di-atas. Tidaklah perbuatan yang dilakukan oleh para Nabi kecuali, ia adalah perbuatan yang utama. Nasihat juga merupakan tiang Islam yang paling pokok sekali.
Abu Bakar Al-Muzani berkata: " Kelebihan Abu Bakar RA atas sahabat yang lain bukan pada saum dan solatnya, tetapi pada sesuatu yang ada pada hatinya, iaitu mencintai kerana Allah, dan memberi nasihat kepada makhluknya."
Ibnu Mubarak pernah ditanya:
"Amal apakah yang paling utama?"
Beliau menjawab: "Memberi nasihat kerana Allah"
Nah...betulkan?! Nasihat itu suatu perkara yang penting dalam pandangan Islam sehingga saling nasihat menasihati harus saling dibudayakan oleh umat Islam. Hal ini kerana, tiada seorang pun yang sempurna sehingga ketika kita melihat saudara kita lalai, maka kita wajib memberi nasihat padanya. Begitu juga yang sebaliknya.
Seperti yang dikatakan tadi, nasihat bukan sahaja untuk umat Islam, malahan pemimpin yang memimpin umat Islam juga termasuk dalam list penerima nasihat. Dalam sejarah, bisa kita lihat antara pemimpim-pemimpin umat yang menerima nasihat dengan baik. Malahan, mereka megucapkan terima kasih kepada mereka yang memberi nasihat.
Umar Al-Khattab mengatakan: "Semoga Allah merahmati seseorang yang memberitahukan aibku".
Suatu hari, seseorang berkata kepada Umar: "Bertaqwalah engkau!"
Maka, mendengar ungkapa tersebut, yang lain yang berada di situ, mengherdik dan mengatakan: " Engkau mengatakan kepada Amirul Mukminin, bertaqwalah!"
Tetapi, Umar Al-Khattab mencegah dan berkata: "Tidak ada kebaikan padamu jika engkau tidak mengatakan ungkapan tersebut, dan tidak ada kebaikan bagi kami jika tidak mendengarkannya."
Hal yang sama berlaku di saat Umar ingin mengikut berperang melawan Persia, sebahagian sahabat melarang kerana penyertaannya dalam sesuatu peperangan akan memberi kesan yang buruk dan merbahaya terhadap umat Islam. Maka, Umar menerima nasihat tersebut.
Maka, terlihat bahawa nasihat merupakan prinsip dasar dalam kehidupan umat Islam kerana kehidupan kita dibangun atas dasar ukhuwwah Islamiyyah dan sikap saling tolong menolong. Maka nasihat adalah bentuk yang konkrit dari ukhuwah dan tolong menolong tersebut. Namun, dalam usaha memberi nasihat, ia haruslah dilakukan dengan niat yang iklas kerana Allah swt, tidak mencari populariti, kemahsyuran dan motivasi rendah yang lainnya. Ini adalah kerana nasihat adalah agama, dan dalam melaksanakan agama, hati kita harus ikhlas kerana Allah swt.
Dalam memberi nasihat juga, ia harus dilakukan dengan baik dan bijaksana. Nasihat bukanlah bertujuan membuka aib sesorang di hadapan umum, kerana nasihat adalah perbaikan tetapi membuka aib adalah satu kerosakan. Kerana itu, dalam memberi nasihat, ia harus dijauhkan dari perbuatan yang kasar dan keras. Semakin lembut nasihat tersebut diber, semakin mudah ia diterima ia diterima oleh hati. Sepertimana yang telah disebut dalam firman Allah swt:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”
(Surah Ali-Imran 159).
Diceritakan di masa kekuasaan Bani Abasiah, ada seorang lelaki yang memberi nasihat kepada al-Makmun, kemudian ia masuk istana dan memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, tetapi dengan cara yang kasar. Maka berkata al-Ma’mun: ”Wahai saudaraku, sesungguhnya Allah telah mengutus orang yang lebih baik darimu kepada orang yang lebih jelek dariku. Allah mengutus Musa dan Harun as kepada Fir’aun dan Allah berfirman, artinya: ”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”
(Surah Thaaha 44).
Begitulah nasihat yang seharusnya diberi dengan kata-kata yang baik sehingga ianya mudah untuk diterima dan dilaksanakan. Sedangkan ungkapan yang kasar akan menyakitkan dan menyebabkan permusuhan. Sifat orang yang beriman adalah memberi nasihat dan menutup aib sahabatnya, manakala sifat orang yang fasik akan membiarkan kesalahan temannya dan membuka aibnya.
Seseorang yang hari ini memberi nasihat, mungkin sahaja di hari esok akan mendapat nasihat, kerana nasihat tidak pernah terikat pada orang-orang tertentu dan pekerjaan tertentu. Dan nasihat diperlukan kerana manusia pada lazimnya memiliki karakterisktik yang sering melakukan kesalahan dan lupa. Sehingga ketika dia pada hari ini lupa atau salah, maka yang lain haru s mengingatkan. Begitu juga orang yang hari ini memberi nasihat, mungkin juga di hari esok, dia akan lupa atau salah sehingga harus dinasihati dan diingatkan.
Betapa pentingnya nasihat ini, sampai imam Asy-Syafi'ie berkata mengenai surah al-'Asr: "Jika saja Allah swt hanya menurunkan surah Al-'Asr, maka, sudah cukuplah suran ini sebagai pedoman untuk manusia."
Ketika Umar Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, beliau menulis surat kepada imam Hassan Al-Basri, agar memberi nasihat dan menceritakan sifat-sifat pemimpin yang adil. Maka, Imam Hassan Al-Basri membalas suratnya yang berbunyi:
"Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah swt menjadikan pemimpin untuk:
- meluruskan orang yang menyimpang
- mengembalikan arah bagi yang berdosa
- memperbaiki yang rosak
- memberi kekuatan kepada yang lemah
- menegakkan keadilan bagi yang zalim
- menyedarkan yang lalai
Pemimpin yang adil wahai Amirul Mukminin, seperti penggembala yang penuh kasih sayang atas gembalaannya, yang mengiringnya ke tempat penggembalaan yang baik, menjauhkan dari bahaya yang mengancamnya, memeliharanya dari bintang yang buas, dan menjaganya dari panas terik dan hujan"
Pemimpin yang adil wahai Amirul Mukminin seperti ayah yang bertanggungjawab. Lembut terhadap anaknya. BEkerja untuk anak-anaknya saat masih kecil, mengajarkan mereka dan mengurus keperluan hidupnya dan menabung untuk mereka setelah matinya.
Pemimpin yang adil wahai Amirul Mukminin, seperti ubu yang lembut terhadap anaknya, mengandung dan melahirkannya dengan susah payah, mengasuhnya ketika kecil, ikut berjaga ketika anaknya bangun malam, dan ikut tenang ketika anaknya tenang. Suatu saat menyusuinya, pada saat yang lain melepaskannya. Merasa senang dengan kesihatannya dan rasa berduka dengan sakitnya.
Pemimpin wahai Amirul Mukminin, seperti hati dengan anggota badan.Anggota badan akan baik jika hatinya baik dan anggota badan akan rosak jika hatinya rosak.
Pemimpin yang adil wahai Amirul Mukminin adalah orang yang berdiri di antara Allah dan hambaNya, mendengar firman Allah dan memperdengarkannya, mengenal Allah dan memperkenalkannya, dipimpin Allah dan memimpin mereka. Jangan sampai engkau wahai Amirul Mukminin, seperti hamba yang diberi amanah Allah ibarat budak yang diberi amanah oleh majuikannya tentang harta dan keluarga, kemudian menyia-nyiakan harta dan menghancurkan keluarga, membuat miskin anggota keluarga dan membuang harta benda.
Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya, Allah menurunkan hudud (hukuman) agar menyadarkan orang dari perbuatan kotor dan keji. Bagaimana jika hal itu dilakukan oleh orang yang mesti menegakkannya? Dan Allah menurunkan qisas sebagai jaminan kehidupan bagi hambaNya, bagaimana jika yang memimpin melakukan pembunuhan yang mesti menegakkan qisas kepada mereka?
Ingatlah wahai Amirul Mukminin akan kematian dan sesudahnya, sedikitnya temanmu dan pembelamu di sana. Maka engkau hendaklah mempersiapkan bekal untuk kematian dan kehidupan sesudahnya, iaitu di hari yang besar"
Sumber:
dakwatuna(dot)com
untuk kebaikan, harus Ikhlas dan nekad ^.^,
- daie_soleh & hanifmarwa -